Minggu, 08 Oktober 2017

logika berpikir kita tentang arti sebuah pendidikan. Membuat kita tersadar bahwa sekolah tak hanya sekedar mencari “nilai” tapi “ilmu pengetahuan”.

    Oktober 08, 2017   No comments

         

"Imajinasi lebih penting dari pada pengetahuan"

Einstein

Hampir semua kemudahan dalam kehidupan kita ini tercipta karena imajinasi. Internet, telepon genggam bahkan pesawat terbang pun terlahir karena sebuah proses imajinasi yang dibarengi oleh kreativitas.

Coba bayangkan saja, jika tanpa internet atau telepon genggam dalam kehidupan kita, butuh berapa lama untuk akses sebuah informasi. Begitu pula dengan pesawat terbang, berkat imajinasi dari Wrigth Bersaudara kini manusia pun bisa terbang. Tak perlu bertahun-tahun untuk menempuh ribuan kilo.
                                              
Namun sayangnya, imajinasi yang mampu merangkul seluruh dunia itu kini terbunuh oleh sebuah institusi yang bernama sekolah. Lembaga pendidikan ini hanya memberikan “nilai” bukan “ilmu”. Peserta didik hanya di tuntut untuk menghasilkan nilai yang mereka anggap bagus tanpa memahami esensi dari pelajaran yang diperoleh.

Sebagai seorang sarjana sosiologi, Chu-diel berhasil menangkap fenomena sosial dalam dunia pendidikan. Lewat tulisannya dalam buku ini, penulis berhasil mengekspresikan gugatan-gugatan kekecewaan beberapa pelajar sekolah yang ia temui. Kekecewaan mendalam terhadap sekolah yang hanya mengejar angka dan prestasi kuratif saja.   

Sistem yang diterapkan oleh sekolah seperti seragam sekolah, sepatu, model potongan rambut dan lainnya, yang tidak berkaitan langsung dengan pengembangan kecerdasan siswa, dianggap penulis sebagai sistem yang aneh. Minat bakat individu yang dipangkas oleh pilihan jurusan sekolah yang terbatas telah membunuh daya kreatifitas siswa.

Paradigma pendidikan sekolah yang hanya menempatkan siswa sebagai objek yang harus menurut peraturan sekolah, membuat suasana belajar menjadi tidak nyaman dan membosankan. Karena itulah, dengan unik dan kritis, penulis mengatakan, pelajaran yang paling menarik bagi siswa di sekolah adalah ketika ada pengumuman para guru sedang rapat atau sekolah diliburkan tiba-tiba.

Sekolah tak ubahnya hanya menjadi pesakitan pelajar. Belajar di sana adalah karena keterpaksaan sebuah kultural, bahwa sekolah dianggap sebagai satu-satunya jalan menuju puncak kesuksesan. Padahal tak selamanya demikian(Ariska)

Previous
Next Post
Tidak ada komentar:
Write komentar

© 2014 Coretanku. Designed by Bloggertheme9
Proudly Powered by Blogger.