Minggu, 22 Oktober 2017

Kebenaran hati dan kebenaran akal

    Oktober 22, 2017   No comments



Apabila Chairil Anwar sang maestro sastra Indonesia pernah berujar bahwa "Ada yang berubah ada yang bertahan karena zaman tak bisa dilawan, yang pasti kebenaran harus diperjuangkan" maka dewasa ini pernyataan puluhan tahun lalu ini masih patut direnungkan. Bagaimana tidak? arti kebenaran yang hakiki akan terlihat semu belaka apabila ditabrakan oleh berbagai kepentingan yang tiada akhir. Entah itu kepentingan pribadi, golongan ataupun rasa apatis masyarakat yang sudah dalam tahap akut dan menjadi-jadi sehingga menjadikan kemunafikan terhadap kebenaran menjadi sebuah dosa besar yang ditanggung bersama dan akan membuat malaikat sang penjaga neraka bersedu sedan melihat banyak manusia yang dengan senang hati malah ingin bertemu dengannya.


Kebenaran disini memang bernilai relatif. Tidak ada standar baku untuk menilai seberapa pantas kebenaran itu berlaku. Kebenaran bukanlah hukum yang mempunyai impact atas semua dasar pelaksanaannya. Kebenaran bukanlah hasil kesepakatan bersama. Dan kebenaran mungkin masih bisa dikatakan sebagai sedikit dalih atas norma yang ada. Namun yang jelas untuk menentukan arti kebenaran ada sedikit cara yaitu dengan menumbukkan berbagai isu ke dalam hati nurani kita sebagai manusia. Semakin sedikit kita berjuang untuk sebuah kebenaran maka esensi kita sebagai manusia akan sedikit demi sedikit terhapuskan oleh waktu. Dan semakin sering kita memperjuangkan kebenaran walau terlihat, terasa dan terdengar menyakitkan namun potensi kemanusiaan kita akan semakin berkembang sesuai kodrat.


Hati nurani manusia adalah inti dari semua fenomena kemanusiaan kita. Hati nurani adalah filter yang teramat tangguh dalam memperjuangkan kebenaran. Namun terkadang akal dengan berbagai perspektif sudut pandangnya mampu menafikannya. Seluruh pengalaman hidup manusia memang senantiasa direkam oleh akal. Seluruh informasi-informasi yang bertebaran disusun secara sistematik oleh akal sehingga memudahkan manusia untuk membedakan dirinya dengan hewan. Hal yang didukung penuh oleh ahli ilmu pasti. 


Namun ingat! Tiap-tiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci oleh Tuhan YME. Serta dianugerahi daya pikir yang masih putih dan siap untuk dituliskan potensi diri yang dinamis sesuai dengan keadaan dirinya. Hal yang menjadi dasar kaum behavioris. Bukan! Bukan itu! Akal beserta daya pikir memang dapat direkayasa dengan berbagai metode tetapi hati nurani? sudah bakal tidak mungkin ada yang mampu menebak kemana arah  dan tujuan hati nurani itu berlabuh. Inilah rahasia Ilahi bahwa sebenarnya inilah potensi manusia yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada kita.


Kebenaran memang relatif bagi akal dan daya pikir kita namun kebenaran mempunyai nilai yang absolut bagi hati nurani kita.


Selamat berjuang untuk arti sebuah kebenaran.

Previous
Next Post
Tidak ada komentar:
Write komentar

© 2014 Coretanku. Designed by Bloggertheme9
Proudly Powered by Blogger.