Sudahkah kamu menawarkan
bantuan untuk orang lain hari ini?
Seringkali
kita abai dengan orang-orang di sekitar. Faktornya bermacam-macam. Bisa karena
tengah berkutat dengan gawai, keasyikan mengobrol, atau dapat juga akibat
terlalu sibuk bergelut dengan masalah yang menghampiri. Apa pun alasannya,
sejatinya hal itu tak bisa dijadikan alasan untuk tidak mengulurkan bantuan
bagi orang lain.
Seumur
hidupmu, pasti pernah mendengar cerita tentang Mahatma Gandhi atau Bunda Teresa
bukan? Apa responmu kala mendengar kisah hidup mereka untuk pertama kalinya?
Kebanyakan pasti akan takjub, bagaimana tidak, keterbatasan justru membuat
mereka mampu memberi manfaat bagi sekitarnya.
Menebar
kebaikan sejatinya bukan hanya milik Gandhi atau Bunda Teresa. Kamu dan aku pun
punya peluang yang sama untuk mengulurkan tangan bagi orang lain. Sepelik apa
pun masalah yang kamu hadapi, jangan lupakan kalau di luar sana ada yang jauh
lebih membutuhkan uluran tanganmu.
Orang
kuat bukan hanya sebutan untuk mereka yang punya otot dan tenaga besar. Tolok
ukur kekuatan seseorang bukan lagi perkara fisik dengan stamina yang bagus.
Tapi juga soal ketangguhan mental yang dimiliki orang tersebut. Semasa sekolah,
pasti kamu mendapat pelajaran soal tenggang rasa bukan? Lantas, sudah sejauh
mana implementasimu sejauh ini? Jangan sesekali menganggap tenggang rasa itu
adalah sesuatu yang sederhana.
Kekuatan
hati dan empati seseorang terhadap yang lain dapat dilihat dari sejauh mana dia
bertenggang rasa terhadap sekitarnya. Seringkali kita menolak untuk melakukan
hal ini lantaran pikiran-pikiran negatif yang terlanjur melekat. Semisal, “Ah
hidup gue aja sudah susah, masa harus memikirkan orang lain…”
Bagi
orang yang terdorong untuk melakukan sesuatu bagi sesamanya, sesukar apa pun
masalah yang mereka hadapi, hal itu bukanlah penghalang yang berarti.
Tak Semua Mampu Mengesampingkan
Ego Pribadi, Mereka yang Mau Mengalah Adalah Para Pemenang Sejati
Siapa
yang tak senang kalau kemauannya dituruti? Tapi kalau semua orang berlaku
demikian, lantas siapa yang mau mengalah bagi sesama? Sadar tak sadar, menjadi
orang yang mau mengalah demi kepentingan orang lain itu tak mudah, sebab hal
itu sama artinya kamu harus berbesar hati mengesampingkan ego pribadi.
Sanggupkah kamu berlaku demikian? Biarkan hal semacam ini menjadi introspeksi
diri untuk masing-masing kita.
Jika
kamu menemukan orang yang kamu rasa sampai rela mengesampingkan segala
keinginan pribadi demi melihat orang lain senang, berarti dia adalah seorang
pemenang sejati. Dia tidak sedang berkompetisi dengan siapa-siapa, hanya saja,
seorang pemenang sejati adalah mereka yang bisa membawa hidupnya bermakna bagi
sekitarnya.
Sebab Membantu Orang Lain Bukan
Perkara Untung dan Rugi, Melainkan Menghidupi Konsep Memanusiakan Manusia Bagi
Diri Sendiri
Prinsip
hidup mereka sekali lagi bukan diukur dari untung dan rugi yang didapat. Mereka
tak kenal pamrih. Kalaupun suatu saat kamu ditolong dalam situasi mendesak,
mereka pun memilih menolak dengan halus setiap bentuk ‘balas budi’ yang kamu
tawarkan. Hidupnya sederhana dan tidak aneh-aneh.
Kamu
pun kadang tak mengerti mengapa mereka bisa memiliki hati sebaik itu. Tapi
berkat adanya mereka, secara tak langsung kamu pun menyadari, di dunia ini tak
semua manusia berhati jahat. Masih ada orang-orang berhati tulus yang mau
memanusiakan manusia dengan cara mereka masing-masing.
Mereka yang Gemar Membantu
Orang Lain Sejatinya Berprinsip: Dibanding Mengasihani Diri Sendiri Lebih Baik
Memberi Diri Bagi Orang Lain
Diantara
banyak pilihan hidup, mereka memilih membantu orang di sekitarnya. Bahagianya
mereka tatkala melihat orang lain terlepas dari kesulitan yang membelenggu.
Bukan bermaksud menjadi semacam pahlawan super, hanya saja hati mereka tersayat
jika melihat seseorang yang butuh bantuan tapi tak ada yang menolong.
Bukan
berarti mereka tak punya masalah, tapi mereka tahu cara mengesampingkan masalah
itu dan mengutamakan kepentingan orang lain. Prinsipnya, dibanding mengasihani
diri sendiri dan terpuruk dalam kesedihan, lebih baik membantu orang lain yang
membutuhkan.
Karena Merekalah Sebaik-baiknya
Panutan…
Pada
akhirnya, pasti ada titik dimana kamu dibuat kebingungan. Bagaimana bisa ada
orang yang punya hati setulus mereka? Bahkan kita saja kadang masih suka
menimbang-nimbang untung rugi saat mau membantu teman. Kehadiran mereka seakan
‘menyentil’ seberapa besar empati kita untuk sesama. Bersyukurlah kamu jika
berkesempatan dipertemukan dengan orang baik seperti mereka. Sebab itu artinya
kamu punya panutan yang luar biasa dalam hal berbagi kebaikan.
Tidak ada komentar:
Write komentar