Selasa, 19 Desember 2017

Mereka yang Kuat Tetap Membantu Orang Lain, Meski Sedang Berjuang Menghadapi Masalahnya Sendiri.

    Desember 19, 2017   No comments



Sudahkah kamu menawarkan bantuan untuk orang lain hari ini?
Seringkali kita abai dengan orang-orang di sekitar. Faktornya bermacam-macam. Bisa karena tengah berkutat dengan gawai,  keasyikan mengobrol, atau dapat juga akibat terlalu sibuk bergelut dengan masalah yang menghampiri. Apa pun alasannya, sejatinya hal itu tak bisa dijadikan alasan untuk tidak mengulurkan bantuan bagi orang lain.
Seumur hidupmu, pasti pernah mendengar cerita tentang Mahatma Gandhi atau Bunda Teresa bukan? Apa responmu kala mendengar kisah hidup mereka untuk pertama kalinya? Kebanyakan pasti akan takjub, bagaimana tidak, keterbatasan justru membuat mereka mampu memberi manfaat bagi sekitarnya.
Menebar kebaikan sejatinya bukan hanya milik Gandhi atau Bunda Teresa. Kamu dan aku pun punya peluang yang sama untuk mengulurkan tangan bagi orang lain. Sepelik apa pun masalah yang kamu hadapi, jangan lupakan kalau di luar sana ada yang jauh lebih membutuhkan uluran tanganmu.


Orang kuat bukan hanya sebutan untuk mereka yang punya otot dan tenaga besar. Tolok ukur kekuatan seseorang bukan lagi perkara fisik dengan stamina yang bagus. Tapi juga soal ketangguhan mental yang dimiliki orang tersebut. Semasa sekolah, pasti kamu mendapat pelajaran soal tenggang rasa bukan? Lantas, sudah sejauh mana implementasimu sejauh ini? Jangan sesekali menganggap tenggang rasa itu adalah sesuatu yang sederhana.
Kekuatan hati dan empati seseorang terhadap yang lain dapat dilihat dari sejauh mana dia bertenggang rasa terhadap sekitarnya. Seringkali kita menolak untuk melakukan hal ini lantaran pikiran-pikiran negatif yang terlanjur melekat. Semisal, “Ah hidup gue aja sudah susah, masa harus memikirkan orang lain…”
Bagi orang yang terdorong untuk melakukan sesuatu bagi sesamanya, sesukar apa pun masalah yang mereka hadapi, hal itu bukanlah penghalang yang berarti.

Tak Semua Mampu Mengesampingkan Ego Pribadi, Mereka yang Mau Mengalah Adalah Para Pemenang Sejati


Siapa yang tak senang kalau kemauannya dituruti? Tapi kalau semua orang berlaku demikian, lantas siapa yang mau mengalah bagi sesama? Sadar tak sadar, menjadi orang yang mau mengalah demi kepentingan orang lain itu tak mudah, sebab hal itu sama artinya kamu harus berbesar hati mengesampingkan ego pribadi. Sanggupkah kamu berlaku demikian? Biarkan hal semacam ini menjadi introspeksi diri untuk masing-masing kita.
Jika kamu menemukan orang yang kamu rasa sampai rela mengesampingkan segala keinginan pribadi demi melihat orang lain senang, berarti dia adalah seorang pemenang sejati. Dia tidak sedang berkompetisi dengan siapa-siapa, hanya saja, seorang pemenang sejati adalah mereka yang bisa membawa hidupnya bermakna bagi sekitarnya.

Sebab Membantu Orang Lain Bukan Perkara Untung dan Rugi, Melainkan Menghidupi Konsep Memanusiakan Manusia Bagi Diri Sendiri


Prinsip hidup mereka sekali lagi bukan diukur dari untung dan rugi yang didapat. Mereka tak kenal pamrih. Kalaupun suatu saat kamu ditolong dalam situasi mendesak, mereka pun memilih menolak dengan halus setiap bentuk ‘balas budi’ yang kamu tawarkan. Hidupnya sederhana dan tidak aneh-aneh.
Kamu pun kadang tak mengerti mengapa mereka bisa memiliki hati sebaik itu. Tapi berkat adanya mereka, secara tak langsung kamu pun menyadari, di dunia ini tak semua manusia berhati jahat. Masih ada orang-orang berhati tulus yang mau memanusiakan manusia dengan cara mereka masing-masing.

Mereka yang Gemar Membantu Orang Lain Sejatinya Berprinsip: Dibanding Mengasihani Diri Sendiri Lebih Baik Memberi Diri Bagi Orang Lain


Diantara banyak pilihan hidup, mereka memilih membantu orang di sekitarnya. Bahagianya mereka tatkala melihat orang lain terlepas dari kesulitan yang membelenggu. Bukan bermaksud menjadi semacam pahlawan super, hanya saja hati mereka tersayat jika melihat seseorang yang butuh bantuan tapi tak ada yang menolong.
Bukan berarti mereka tak punya masalah, tapi mereka tahu cara mengesampingkan masalah itu dan mengutamakan kepentingan orang lain. Prinsipnya, dibanding mengasihani diri sendiri dan terpuruk dalam kesedihan, lebih baik membantu orang lain yang membutuhkan.

Karena Merekalah Sebaik-baiknya Panutan…


Pada akhirnya, pasti ada titik dimana kamu dibuat kebingungan. Bagaimana bisa ada orang yang punya hati setulus mereka? Bahkan kita saja kadang masih suka menimbang-nimbang untung rugi saat mau membantu teman. Kehadiran mereka seakan ‘menyentil’ seberapa besar empati kita untuk sesama. Bersyukurlah kamu jika berkesempatan dipertemukan dengan orang baik seperti mereka. Sebab itu artinya kamu punya panutan yang luar biasa dalam hal berbagi kebaikan.


Previous
Next Post
Tidak ada komentar:
Write komentar

© 2014 Coretanku. Designed by Bloggertheme9
Proudly Powered by Blogger.